Jumat, 28 Januari 2011

Maksud hati ingin "Mencontoh" Rasulullah, tapi ternyata SALAH

Bismillah,
Sebagaimana diketahui bersama, baru-baru ini kita dikejutkan dengan berita seorang ‘kiai’ (berusia 40 tahun lebih) yang menikahi seorang ANAK perempuan berusia 11 tahun (di beberapa sumber disebutkan berumur 12 tahun). Sang ‘kiai’ juga kemudian menikahi beberapa ANAK yang berusia lebih muda.
Sang ‘kiai’ mengatakan bahwa tindakannya ini diperbolehkan oleh agama (Islam) bla bla bla…dan ada ‘contoh’ dari Rasulullah SAW yg menikahi Aisyah yg berumur 7 tahun bla bla bla…
Pertanyaannya, apakah benar Islam (notabene Rasulullah SAW) mengajarkan hal seperti itu? Baiklah, mari kita lihat dan tinjau sejenak tentang ‘isu’ (hoax?) Rasulullah SAW menikahi Aisyah dalam usia 7 tahun tersebut.

Alhamdulillah, saya temukan sebuah artikel yang dimaksud, meski nampaknya bukan versi yang full, karena seingat saya, artikel yg saya simpan lebih panjang dan lebih jelas. Namun, saya pikir artikel di bawah ini cukup membantu ‘menjernihkan’ riwayat (hoax) pernikahan Rasulullah SAW dengan Aisyah.
Meluruskan Riwayat Pernikahan Sitti ‘Aisyah RA
Baru-baru ini [22 Desember 2002] diperingati hari ibu. Saya teringat riwayat pernikahan Ummul Mu’miniyn (Ibu para Mu’minin) Sitti ‘Aisyah Radhiaya Lla-hu ‘Anhaa yang perlu diluruskan. Seperti diketahui dalam riwayat yang umum dituliskan di buku-buku dan diajarkan di madrasah, maupun di sekolah umum Sitti ‘Aisyah RA dinikahkan pada umur 6 tahun dan baru umur 9 tahun serumah dengan Nabi Muhammad SAW. Riwayat inilah yang perlu diluruskan.
Hadits mengenai umur Sitti ‘Aisyah RA tatkala dinikahkan adalah problematis, alias dhaif. Beberapa riwayat yang termaktub dalam buku-buku Hadits berasal hanya satu-satunya dari Hisyam ibn ‘Urwah yang didengarnya sendiri dari ayahnya.
Mengherankan mengapa Hisyam saja satu-satunya yang pernah menyuarakan tentang umur pernikahan Sitti ‘Aisyah RA tersebut. Bahkan tidak oleh Abu Hurairah ataupun Malik ibn Anas.
Itupun baru diutarkan Hisyam tatkala telah bermukim di Iraq. Hisyam pindah bermukim ke negeri itu dalam umur 71 tahun.
Mengenai Hisyam ini Ya’qub ibn Syaibah berkata: “Yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpecaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Iraq.”
Syaibah menambahkan, bahwa Malik ibn Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Iraq (Tahzib alTahzib, Ibn Hajar alAsqalani, Dar Ihya alTurath alIslami, jilid II, hal.50).
Termaktub pula dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi Hadits, bahwa tatkala Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun (alMaktabah alAthriyyah, Jilid 4, hal.301).
Alhasil, riwayat umur pernikahan Sitti ‘Aisyah RA yang bersumber dari Hisyam ibn ‘Urwah, tertolak.
Untuk selanjutnya terlebih dahulu dikemukakan peristiwa secara khronologis:
- pre 610 Miladiyah (M): zaman Jahiliyah
- 610 M: Permulaan wahyu turun
- 610 M: Abu Bakr RA masuk Islam
- 613 M: Nabi Muhammad SAW mulai menyiarkan Islam secara terbuka
- 615 M: Ummat Islam Hijrah I ke Habasyah
- 616 M: Umar bin al Khattab masuk Islam
- 620 M: Sitti ‘Aisyah RA dinikahkan
- 622 M: Hijrah ke Madinah
- 623/624 M: Sitti ‘Aisyah serumah sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW
Menurut Tabari: Keempat anak Abu Bakr RA dilahirkan oleh isterinya pada zaman Jahiliyah, artinya pre-610 M. (Tarikh alMamluk, alTabari, Jilid 4, hal.50). Tabari meninggal 922 M.
Jika Sitti ‘Aisyah dinikahkan dalam umur 6 tahun berarti Sitti ‘Aisyah lahir tahun 613 M. Padahal manurut Tabari semua keempat anak Abu Bakr RA lahir pada zaman Jahiliyah, yaitu pada tahun sebelum 610 M. Alhasil berdasar atas Tabari, Sitti ‘Aisyah RA tidak dilahirkan 613 M melainkan sebelum 610.
Jadi kalau Sitti ‘Aisyah RA dinikahkan sebelum 620 M, maka beliau dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami isteri dengan Nabi Muhammad SAW dalam umur di atas 13 tahun.
Jadi kalau di atas 13 tahun, dalam umur berapa? Untuk itu marilah kita menengok kepada kakak perempuan Sitti ‘Aisyah RA, yaitu Asmah.
Menurut Abd alRahman ibn abi Zannad: “Asmah 10 tahun lebih tua dari Sitti ‘Aisyah RA (alZahabi, Muassasah alRisalah, Jilid 2, hal.289).
Menurut Ibn Hajar alAsqalani: Asmah hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73 atau 74 Hijriyah (Taqrib al Tahzib, Al-Asqalani, hal.654).
Alhasil, apabila Asmah meninggal dalam usia 100 tahun dan meninggal dalam tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau 28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Sitti ‘Aisyah berumur (27 atau 28) - 10 = 17 atau 18 tahun pada waktu Hijrah, dan itu berarti Sitti ‘Aisyah mulai hidup berumah tangga dengan Nabi Muhammad SAW pada waktu berumur 19 atau 20 tahun. WaLlahu a’lamu bishshawab.
*** Makassar, 29 Desember 2002
[H.Muh.Nur Abdurrahman]
Anda sudah baca? Mudah-mudahan cukup jelas. :-)
Sayangnya artikel kritis ini tidak (mudah2an hanya belum saja) diketahui oleh masyarakat (muslim) secara luas. Akibatnya, kaum muslim sendiri tidak bisa membela aqidahnya ketika para musuh Islam meluncurkan senjata ‘mematikan’ ini . Dengan dimuatnya artikel ini di blog ini, mudah2an bisa membantu mencerahkan saudara2 kita yang lain.
Jadi, pak ‘kiai’, jika anda hendak mencontoh nabi (versi) anda, yaaa monggo. Tapi tolong JANGAN KATAKAN ANDA MENCONTOH RASULULLAH SAW, terutama jika anda (maaf) tidak belum menelaah secara rinci kehidupan Rasulullah SAW, terutama ‘contoh’ pernikahan Rasulullah SAW dg anak perempuan berumur 7 tahun, yg selama ini anda pahami (namun ternyata salah).
Semoga artikel ‘pencerahan’ ini bisa menyejukkan kaum muslim. Aamiin :-)

3 komentar:

he emmm... buk...!!!
tapi ni bukan hanya dilakuin oleh mbah puji aj
dan mari sama2 kita jaga Sunnah Rasulullah SAW...

mareee...terutama jauhi poligami...

yesss....:D

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More